Ini cerita saat magang di salah satu media di Kota Semarang.
Media kadang butuh karyawan atau wartawan dengan followers
gede. Ini opini saya saja. Abaikan jika tidak setuju. Gunanya untuk free
marketing, mempromosikan agar engangement media bagus.
Tapi jadi paradoks ketika wartawan dengan followers banyak
ini bikin skandal ih wartawan anu kok gitu? atau ketika dia bikin
postingan yang kontra dengan pengkilan, si pengiklan bisa kabur.
Paradoks, disatu sisi saya ingin menulis pengalaman, sedikit
pengalaman. Disisi lain saya gak mau jadi benalu dan gak bisa loyal. Toh saya
gak kerja disitu, followers juga dikit.
Jadi untuk kedepannya saya akan mencoba untuk tidak
memposting apapun dengan label tempat saya magang, kerja, dll. nyari aman saja.
Sedikit cerita saja ini, seperlunya.
Ohiya, untuk privilege. Misalnya adalah kode wartawan yang
melindungi mereka dari ancaman atau tekanan dari sisi manapun.
Tapi paradoksnya, wartawan seolah bersembunyi dibalik itu.
Tak ada identitas, tak ada keabsahan sehingga kadang isi berita bodo amat, tak
bertanggung jawab.
Privilege lain adalah nama inisial pelaku. Sebetulnya yang
wajib diberi inisial itu pelaku dan korban pemerkosaan, pelecehan dan semacamnya.
Karena hal itu akan membuat malu dan membangkitkan trauma
korban, terlebih pelakunya ayah sendiri. Tapi agaknya beberapa media tetap
memakai inisial untuk isu berita lainnya.
Selain itu ada jenis berita feature yang membuat wartawan
tidak hanya memberi informasi tapi juga menggambarkan dengan nyastra. Tapi
paradoksnya, bagaimana jika feature yang kita tulis adalah tentang hal
mengerikan seperti kebakaran, kecelakaan atau bunuh diri.
Saya pernah meliput kebakaran di pasar Johar. Untuk menulis
kobaran api saja rasanya ingin muntah. Apalagi meliput korbsn-korban yang mengalami begitu banyak kerugian. Menatap matanya saja tidak sanggup. Saat itu saya benar-benar 'gak' siap.
Di Media Tempat Saya Magang
Ada satu rubrik yang secara terbuka menuliskan nama wartawan. Yaitu feature. Saya mencoba bereksperikmen dengan itu, beberapa dimuat, salah-satunya yang menjadi gambar di post ini. Jangan dikira pamer, ya! Kan itu buat ilustrasinya tok.