Gadis Kretek: Dari Film ke Pop Culture, Semoga!

Ihsanul Fikri
0
Pengen banget nonton Gadis Kretek tapi mau fokus namatin Breaking Bad dulu. Sebetulnya gak terlalu antusias sih walau jadi perbincangan banyak orang. 

Lebih tertarik sama dampaknya, besar gak? Bisa kayak filosofi kopi gak? Yang bisa dibilang jadi starting poin dari menjamurnya coffee shop di banyak tempat.

Tapi ini bukan tentang coffee shop ala-ala anak skena aja ya. Tapi juga tentang 'budaya ngopinya'. Tentang kopi lokal yang mulai hits. 

Dari Film Ke Pop Culture

Kopi Kawa, Kopi Lelet, Kopi Klotok, Kopi Joss. Yang kalau gak ada karya yang namanya filosofi kopi. Mungkin kopi-kopi itu gak akan seterkenal seperti sekarang.

Gak harus kretek kok. Kalau emang banyak yang pro kontra. Mungkin bisa dalam aspek lain yang lebih baik. 

Ohiya, beberapa hari lalu ke Kota Lama Semarang dan gak sengaja liat orang-orang yang pake kebaya, sanggul dan pernak-pernik pakaian adat Jawa lain. 

Jadi mikir, itu Jangan-jangan karena "spirit" Gadis Kretek. Bisa aja kan?

Sebetulnya usaha-usaha untuk membumi dan menduniakan batik itu udah banyak. Dari mulai designer, influencer dan selebgram. 

Batik-batik juga mulai dikenalkan dalam event fashion atau dipakai banyak orang diberbagai acara dalam skala nasional dan internasional. Bener gak? 

Yang kini perlu dipupuk itu mungkin kebanggaan kita semua. Seperti halnya terhadap kopi-kopi khas daerah. Kita harus ikut andil terhadap kearifan lokal yang berpotensi lestari. Terlepas ada banyak kekayaan alam, budaya dan sejarah yang mulai punah dan ditinggalkan. 

Mungkin bisa dimulai dari ke kondangan atau acara-acara lain pake kebaya, make konde dan printilannya yang lain. 

Lebih baik lagi kalau dalam keseharian juga gitu. Biar kayak gadis Jawa jaman dulu. Gak cuma Ayu tapi juga independen dan terhormat.

Dari Budaya Ke Keseharian

Btw, dulu itu gak terlalu suka pake sarung. Lebih suka pakai celana panjang. Bahkan solat sekalipun.  Maklum, pas mondok di pondok modren. Jadi gak ada tuh budaya-budaya sarungan. 

Tapi di lingkungan yang sekarang ini terbiasa. Soalnya dianjurkan buat kayak gitu dalam ibadah. Pas hari jumat pun diwajibkan masuk kantor pake outift sarung + baju muslim ala-ala santri.

Ya, meski gak setiap saat. Hal ini jadi kebawa-bawa dalam keseharian.

Ada banyak budaya dan sejarah yang ditinggalkan oleh pendahulu pun leluhur kita. Kita harus memeluknya erat-erat sebelum peninggalan masa lalu itu lenyap bak balon-balon yang meletus. Bukan malah meninggalkannya! 




Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !