Baru-baru ini Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) mengeluarkan logo halal terbaru yang nantinya akan nangkring di segala produk kemasan. Logo tersebut tidak lagi bewarna hijau, melainkan bewarna ungu, tak lagi berbentuk bulat, tapi lebih mirip dengan pewayangan.
Kata “halal Indonesia” pada logo tentu sangat mempresentasikan “keindonesiaan” dalam logo tersebut. Tapi bagaimana dengan kata halal yang ditulis dengan kaligrafiarab berjenis kufi yang mirip gambar wayang. Bisakah mewakili seluruh rakyat Indonesia?
Agaknya hal ini tak sekrusial sila pertama yang dulu penuh kontrversi. Dimana tokoh perwakilan Indonesia timur banyak yang protes dengan sila pertama yang berbunyi: kewajiban melaksanakan syariat-syariat islam. Sebab, tak semua masyarakat indonesia Islam. Ada 6 agama yang diakui dan ratusan penghayat kepercayaan.
Kini, adakah yang ingin protes? Sebab gambar logo halal yang nyentrik itu lebih men-Jawa kendati meng-Indonesia.
Selain logo halal yang mirip pewayangan. Saya juga jadi ingat dengan logo Meta milik Mark Zuckerberg yang viral di media sosial. Banyak yang berpandapat bahwa logo tersebut memplagiasi logo sebuah perusahaan kesehatan digital bernama Sense karena kemiripannya
Lalu apa kabar dengan logo halal yang mirip dengan logo UIN Walisongo Semarang. Termasuk plagiat kah?
