Tidak tersedia Air Minum Gratis di Warung Makan Jawa

Ihsanul Fikri
0

Setelah mengantri cukup panjang, sekitar 6 antrian. Kami akhirnya mendapatkan sepiring nasgor hangat. Saat itu cukup gerah untuk Ngaliyan yang agak sunyi karena banyak sekali warung dan ruko yang tutup karena ditinggal mudik.

"Es tehnya mbak?" Tanya saya ke salah satu penjual. Ia menggeleng dan menyebut nama sebuah produk air kemasan. "Cuma ada itu mas," jawabnya.

Mau tidak mau saya mengangguk. Dan nrimo pangdem saja. Nasgor tersebut ternyata tidak bisa dinikmati dengan secangkir es teh. Agak sedih, tapi mana bisa suka hati.

Kejadian ini membuat saya teringat. Di daerah Sumatera. Biasanya baik warung makan maupun kaki lima, menyediakan air galon gratis dengan rentetan gelas siap pakai. Gelas-gelas tersebut nantinya akan diganti dengan gelas baru jika sudah terpakai.

Tak perlu mengeluarkan biaya, alias gratis. Bahkan ketika di pasar tradisional. Warung menyediakan es teh tawar panas sebagai minumnya. Tak ada pungutan biaya. Lagi-lagi gratis.

Kebetulan, saya sedang bersama teman asal Sulawesi. Pertanyaan ini pun saya coba tanyakan. "Apakah warung makan di tempatnya, menyediakan air minum gratis?"

"Dikasih" jawabnya. Ia pun ikutan mengeluh tentang kebiasaan membeli air minum di warung makan di Jawa ini—terserah mau makanan apapun, mestilah membeli air. Kalau tidak es teh yang biasa dihargai tiga ribu rupiah ya air es yang dihargai seribu rupiah. 

Awalnya, saya kira air mineral kemasan itu diberi gratis. Ternyata tidak. Malah dihargai seribu rupiah.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !