Tak Selamanya Ngopi di Cafe Itu Gaul

Ihsanul Fikri
0

 


Sebagai mahasiswa tentu saja saya pernah di ajak ngopi.Ngopi sebetulnya bukan sekedar minum kopi.  Ngopi adalah semacam diskursus, tukar pikiran dan saya sendiri lebih sering menganggapnya sebuah akronim dari ngolah pikiran.

Pengalaman pertama ngopi saya adalah pelajaran bahwa ngopi tidak perlu mesti minum kopi. Saat pertama kali ngopi, saya mengira ajakan ngopi itu ya minum kopi. Sehingga saat sampai di angkringan saya langsung mesan kopi hitam. Sedang teman saya yang ngajak  malah mesan es jeruk. saya coba protes. Lah kamu ngajak ngopi kok mesannya es jeruk?

Selain tidak hanya minum kopi. Pelajaran lain yang saya terima adalah. Ngopi tidak harus duduk di kafe dan mesan kopi  dengan harga melangit itu. Bayangan saya pun pudar dengan banyaknya warung kopi, angkringan dan sebagainya. Kebanyakan yang nongkrong disana adalah mahasiswa. Terlepas mereka betulan suka ngopi di angkringan atau sebetulnya gak punya uang ke kafe seperti saya.

Ada juga jenis warung kopi yang mengkombinasikan warung kopi, angkringan dan lesehan. Beberapa berada di tempat yang ramai, ada juga yang diperbukitan dengan view indah yang menampakkan hiruk pikuk kota. Sunyi, tapi kerlap-kerlip lampunya di malam hari membuat saya tidak merasa kesepian. 

Ngopi, bukan saja di warung kopi maupun kafe. Ada model seperti warmindo, burjo bahkan warteg. Tapi entah mengapa, sampai sekarang belum ada yang mengajak saya ngopi di rumah makan padang.


 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !