Kinerja Kampus, Kalau Tidak Suka Telat Ya Salah Sasaran

Ihsanul Fikri
0

 

Saya tidak mendiskreditkan sesuatu apapun. Sekedar merenungi kampus-kampus yang terbilang lambat dan tidak cekatan menghadapi persoalan mahasiswa. Misalnya terkait pengelolaan keuangan kampus yang seringkali tersendat-sendat. Dalih yang seringkali dipakai adalah tahun anggaran yang telat, urusan admistrasi yang ruwet, perizinan-perizinan yang konyol dan sebagainya.

Contoh kecilnya adalah tas yang telat dibagikan pasca PPL kemaren. Saya tidak tahu mengapa hal seremeh-temeh itu tidak bisa diurusi kampus. Tak ada sosialisasi kalau mahasiswa yang  PPL akan mendapat atribut yang cukup membanggakan meski cuma tas belaka. Malah saat PPL usai dilaksanakan, baru pihak kampus berkoar soal tas PPL yang mesti diambil secepatnya di kampus.

Jika mahasiswa sedikit rasional, adakah ia akan protes kendati diam dengan wajah kebahagiaan yang teramat tolol. Merasa senang haknya terpenuhi meski telat? Lalu apa kabar dengan kawan kita yang telat bayar UKT?

Jika mahasiswa sedikit saja tidak merasa pintar, adakah muncul pertanyaan bahwa tas itu cukup tidak sebagai bekal untuk mereka? Bahwa sesungguhnya hanya orang yang bodoh, berperang tanpa membawa dibekali amunisi yang memadai.

Pada dasarnya, mahasiswa tak ubahnya sebuah rumah yang perlu berlangganan listrik. Tiap hari mereka sibuk dengan serangkaian seremoni, hingga melupakan untuk apa saja listrik yang sebesar kilowatt (KW) hingga megawatt (MG) itu digunakan. Sudah tepat sasaran kah? Menyuplai semua kebutuhan mereka kah?

Haruskah kampus membuat mahasiswanya puas? Tentu tidak, kampus bukanlah layanan prostitusi yang dituntut untuk memenuhi birahi mahasiswa. Kampus barangkali adalah cahaya lampu itu sendiri, aliran listriknya adalah UKT mahasiswa.

Jadi seandainya kampus tidak bekerja sebagaimana mestinya lampu, ruang aman dan nyaman mahasiswa akan redup, sehingga akan jadi pertanyaan, kemanakah muatan listrik lainnya? Masuk kantong birokrasi kah atau bagaimana?

Setidaknya, meski sering telat dan suka salah sasaran. Kampus mesti transparansi. Kemana saja ‘itu’ mengalir,  untuk apa? Sudah benarkah kah?

 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !