Tak ada keinginan untuk membeli kue putu ini. Awalnya, setelah Maghrib saya ingin mandi ke kamar mandi yang berada di ujung kiri bangunan ruko. Dimana outlet yang saya jaga berada jejeran ruko tersebut.
Saat akan masuk ke kamar mandi. Saya melihat mas penjual kue putu sedang melayani pembeli. Entah mengapa, padahal saat itu jalanan tengah ramainya, tak ada suara "tuuuuuuu" yang khas ataupun bau kue putu yang enak.
Tapi saya mendengar suara dari corong berbentuk pipa itu, saya juga membaui kue putu yang semerbak harum.
Tapi sebenarnya itu ilusi belaka. Pengalaman mendengar dan menghidu kue putu itu merupakan perpanjangan ingatan dari saat saya kecil dulu.
Dimana dulu saya tak pernah sempat membeli kue putu. Entah karena tak ada uang atau penjualnya terlanjur menjauh dari dusun Sariantan, tempat saya kecil tinggal.
Sekarang, anak kecil di dalam diri saya ngantuk setelah makan kue putu. Padahal ada tugas yang harus dikerjakan.