Rendang Belum Usai, Nasi Uduk Pun Tak Mau Kalah

Ihsanul Fikri
0
Saya tentu bangga, dengan masyarakat Minangkabau dan keteguhan hati mereka menolak Rendang Babi. 

Orang yang tak mengerti bilang, bahwa Rendang sudah jadi sebuah agama nan di agamakan. 

Padahal ini bukan masalah politik layaknya menolak banteng merah dan Megawati. Apalagi gengsi karena Rendang faging yang halal sudah jadi nomor satu sedunia–versi sebuah majalah.

Tapi berita nasi uduk babi ini seolah berusaha membuka mata kita. Dimanakah toleransi orang Minang? Dimanakah kerendahan hati mereka?

Saya kira, orang Minang juga tidak salah. Bagi mereka ini bukan lagi persolan mengisi perut. Tapi menyangkut akidah–keislaman mereka dan rendang adalah satu rintang-perintang dalam perjalanannya..

Bukan sebuah kontroversi atau kompetisi. Respon terhadap rendang babi dan nasi uduk babi adalah kontemplasi tiap orang, tiap kita. Dan semua akan terjawab oleh cara kita menghormati setiap perbedaan yang timbul karenanya.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !