Menjemur Pakaian Bisa Dimana dan Dengan Apa Saja

Ihsanul Fikri
0


--

Tinggal di kota berarti semua serba murah dan mudah jika punya uang. Misalnya perihal sandang. Masyarakat urban yang supersibuk biasanya memakai jasa binatu untuk mengurus pakaian yang menumpuk. Mulai dari cuci, jemur hingga setrika. Apalagi tak semua orang memiliki lahan sebab masih mengontrak atau tinggal di ruko. 

Nah, kira-kira apa yang bisa dilakukan bila tak punya lahan dan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang tersebut?

Saya sering melihat, rumah-rumah yang berdempet di gang-gang kelurahan biasanya menjemur pakaian di depan teras rumah mereka. Ada yang menggunakan jemuran lipat yang bisa diangkat masuk jika selesai menjemur. Ada pula yang membuat gantungan yang nantinya akan dijemur menggunakan hanger.

Jika tak punya mesin cuci yang memiliki pengeringan yang handal. Tentu air jemuran akan merembes ke lantai. Sehingga tiap rumah sudah sadar akan pentingnya mesin cuci. Ketika di kampung, saya melihat emak-emak lebih memilih membeli televisi ketimbang mesin cuci. Sebab mereka masih punya lahan yang cukup, air yang cukup dan tenaga yang cukup.

Sedang di kota tidak begitu. Mungkin saat ini, jika dibuat survey, lebih memilih membeli televisi baru atau mesin cuci baru? Agaknya akan lebih banyak emak-emak perkotaan yang membeli mesin cuci baru.

Saya pun begitu karena tidak ada lahan yang cukup. Saya mencari akal untuk mengurus siklus pakaian agar tetap terjaga tanpa perlu mengeluarkan uang ke laundry. Saya menemukan lokasi yang cocok dan bisa jadi alternatif tempat jemuran walau sebetulnya lahan tersebut adalah milik orang lain.

Tepat dibelakang outlet terdapat kebun pisang. Ada pintu belakang yang menjadi akses saya keluar  dari sana. Biasanya saya kesana untuk membakar sampah. Karena ada lahan yang kosong yang bisa digunakan. Untuk itu, sehabis mencuci pakaian setelah mandi. Saya kemudian mencari tali, namun yang ditemukan hanyalah kabel yang tidak sampai dua meter.

Kabel tersebut saya hubungkan dari satu pohon pisang ke pohon pisang lainnya. Alhasil saya dapat menjemur barang 4 sampai 6 pakaian. Sayang, saat mencuci tadi ada sekitar sepuluh lebih. Sehingga saya kebingungan karena jumlah pakaian yang melebihi batas tempat jemuran.

Sehingga apa boleh buat, akhirnya saya menggunakan bekas kandang kelinci yang berbentuk tabung dan terbuat dari kawat itu untuk menjemur pakaian. Ia berada tak jauh dari tempat jemuran alternatif itu, tepatnya di belakang ruko nasi goreng, di samping outlet.

--

Permukaan atas tentu sudah saya bersihkan. Yang menjadi keresahan dan bikin semraut dan semaput adalah jika angin membawa dedauan atau serpihan debu dari pohon pisang ke pakaian yang saya jemur. Atau segerombolan nyamuk yang aktif di malam hari, hinggap dan mengotori pakaian. Terlebih jika ada semacam ulat dan kecoa bermain diantara baju ke baju. Memikirkannya saya jadi geli sendiri.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !